Powered By Blogger

Kamis, 10 November 2011

Cinta Perkawinan


Di kota kecil Siroki Brijeg daerah Herzegovina, kurang lebih 20 mil dari
Medjugorje, dikisahkan bahwa dalam catatan paroki sekitar 13 ribu umat tidak
ada perceraian. Sepanjang ingatan orang, di sana tidak ada keluarga yg
berantakan. Apakah orang-orang di sini mendapat siraman rahmat istimewa atau
previlese khusus dari surga untuk mengalami perkawinan yg kokoh kuat seperti
ini? Padahal orang-orang ini selama berabad-abad menderita penindasan dan
penganiayaan karena iman yang teguh ada Tuhan Yesus Kristus yang wafat dan
bangkit untuk menyelamatkan umat manusia. Dari pengalaman mereka sangat
yakin bahwa sumber keselamatan satu-satunya datang dari Salib Kristus.
Orang-orang Kroasi mempunyai suatu tradisi perkawinan yang indah, yang
menjadi inspirasi bagi peziarah dari manca negara. Bila pasangan muda-mudi
akan menikah, orang2 tidak akan menyatakan bahwa mereka telah menemukan
pasangan ideal yang mereka impikan, melainkan imam akan mengatakan kepada
mereka: “Kamu telah menemukan salibmu! Istri adalah salib untuk suami dan
suami adalah salib untuk istri. Dan sebuah salib harus dicintai dan untuk
dipanggul. Sebuah salib tidak untuk dibuang melainkan untuk disandang
(panggul) dan disayangi.”
Selanjutnya pada waktu pemberkatan pernikahan, pengantin wanita meletakkan
tangan kanannya di atas salib dan mempelai pria menumpangkan tangannya di
atasnya, dengan demikian kedua tangan mereka terikat bersama-sama satu di
atas yang lain di atas salib Kristus. Kemudian imam menumpangkan stola ke
atas tangan-tangan mereka. Pasangan itu lalu mengucapkan janji setianya,
berdasarkan rumusan Liturgis Gereja. Setelah janji setia diucapkan keduanya
tidak saling berciuman melainkan mencium salib! Mereka sadar bahwa yang
mereka cium itu adalah sumber kasih! Pasangan itu dan semua orang yang
menyaksikan peristiwa itu tahu bahwa bila sang suami melepaskan istrinya,
berarti ia melepaskan salib demikian juga jika sang istri melepaskan
suaminya maka ia pun melepaskan salib! Dengan begitu mereka kehilangan
segala-galanya karena mereka melepaskan Kristus. Buah dari cinta kasih
mereka, adalah buah dari salib mereka yaitu anak. Berbicara mengenai
kesatuan keluarga berarti berbicara mengenai kesatuan suami-istri-anak.
Perekatnya adalah salib.
Hampir setiap hari di seluruh dunia, media massa tidak pernah sepi
menyajikan berita menyedihkan mengenai perceraian, kekerasan dalam keluarga,
aborsi, penjualan anak, dan lain-lain. Dalam situasi seperti ini yang paling
menderita akibatnya adalah anak-anak, makhluk yang tidak berdaya. Kisah
hidup keluarga seperti itu di kota kecil Siroki Brijeg, Herzegovina di atas
hendaknya membawa kesejukan dan inspirasi di tengah gemuruh badai berita
mengenai perpecahan dan kehancuran ikatan keluarga / rumah tangga.
Oleh P. Moses Beding, CssR
(sumber :  Ave Maria Mei 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar